Membongkar Mitos Seputar Penjernih Air

Ilustrasi penjernih air.

Air membentuk lebih dari 70 persen dari komposisi tubuh kita, tentu air sangat penting dan berpengaruh bagi tubuh. Air dapat memberikan kekuatan pada tubuh dan menjaga kesehatan kita.

Namun, dikabarkan kualitas air telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan pemurnian air terus datang dengan produk inovatif dan teknologi yang unggul untuk memerangi penyakit yang ditularkan melalui air.

Akibatnya, konsumen menjadi manja dan cenderung memilih suatu hal yang dianggap instan dan praktis. Dalam hal ini, ada beberapa yang lebih memilih untuk menggunakan pembersih untuk air minum mereka. Dan berikut, mari kita bongkar mitos-mitos seputar penjernih air.

1. Reverse Osmosis (RO) merupakan teknologi baru.
Beberapa orang beranggapan bahwa RO merupakan teknologi terbaru dan terbaik, hal ini menyebabkan mereka lebih memilih RO sebagai pemurni air. Di negara India, ada 17 jenis air dan tidak ada satupun yang cocok untuk semua teknologi yang dapat diadopsi untuk memurnikan air. Kualitas air tidak hanya bergantung pada geografi, namun harus didasarkan pada radius tertentu. Jika seseorang menggunakan RO pemurnian air di tempat yang tidak diperlukan, maka akan terjadi demineralisasi air dan menambah pemborosan air. Deminerasilasi air akan mengurangi bahkan menghilangkan mineral penting yang ada dalam air. Selain itu, air bisa dikatakan tidak lagi menjadi air minum ideal. Oleh karena itu, konsumen yang menggunakan alat ini tidak mendapatkan lagi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

2. Pemurni air tidak mempertahankan mineral penting.
Ini merupakan pernyataan yang salah. Kalsium, magnesium dan garam sudah ada di dalam air. Banyak orang yang percaya bahwa, semua pemurni air menghilangkan mineral penting bagi tubuh seseorang. Alat pembersih RO  tidak boleh digunakan jika TDS (total padatan terlarut) di bawah 200ppm. Menggunakan teknik pemurnian yang salah, seperti TDS di bawah 200ppm dapat mengakibatkan air suling yang merugikan kesehatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan teknologi yang tepat untuk pemurnian, agar semua mineral penting yang terkandung di dalam air tetap bisa dipertahankan.

3. Air mendidih sudah cukup.
Ini merupakan mitos yang paling umum. Faktanya adalah air mendidih menghilangkan bakteri dan virus yang terbawa oleh air, tetapi tidak berpengaruh pada kandungan klorin dan tidak menghilangkan kekeruhan dan kotoran organik dan anorganik. Sebaiknya, rebus air minimal 20 menit, yang secara efektif dapat membunuh mikroorganisme penyebab penyakit. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa air matang, ketika didinginkan dalam wadah terbuka, rentan terkontaminasi oleh bakteri tertentu.

share LINE to friends