8 Tentara Paling Mematikan dalam Sejarah

Di zaman perang modern, mungkin lebih mudah untuk membunuh tentara musuh daripada sebelumnya. Seorang analis, Steven Pinker menyatakan bahwa, era ini merupakan era yang paling damai dalam sejarah.

Tidak seperti zaman dahulu, di mana perang menyebar luas dan menciptakan kehancuran sebagai konsekuensi yang tidak terelakkan. Dalam kondisi terdesak, muncullah beberapa tokoh yang berdiri di barisan depan guna membela negerinya.

Mereka adalah tentara-tentara pemberani yang telah membuktikan dirinya yang paling efektif sebagai alat (manusia) yang paling mematikan dalam perang. Semua individu yang ada pada daftar ini, telah mendapatkan gelar sebagai tentara paling mematikan dalam sejarah manusia.

8. Chris Kyle.


Kyle adalah seorang Navy SEAL. Ia dinobatkan sebagai penembak jitu paling terkenal dan paling mematikan dalam sejarah militer Amerika. Kyle ditugaskan di Irak selama empat kali tur, ia memenangkan berbagai penghargaan sepanjang karier militernya, termasuk dua medali Bintang Perak dan lima medali Bintang Perunggu. Ia dikenal sebagai 'Legenda' di SEAL, Kyle ditembak dan bunuh pada 2013 oleh seorang veteran Korps Marinir yang diduga menderita PTSD.

7. Dipprasad Pun.


Lebih dari 30 tentara musuh tewas ditangannya. Ia berhasil memerangi Taliban di pos pemeriksaan dan berhasil mencegah wilayahnya untuk diambil alih. Kisahnya menjadi lebih menarik ketika semua amunisinya habis, Pun menggunakan tripod dari senapan mesin untuk memukul seorang tentara Taliban yang sedang memanjat dinding. Ia diberi medali kehormatan oleh Ratu Inggris sebagai pengakuan atas keberaniannya. Meskipun ia tidak membunuh musuh dalam jumlah besar, ia pantas mendapatkan tempat sebagai salah satu prajurit paling mematikan dengan pertempuran satu tangannya.

6. Miyamoto Musashi.


Selama hidupnya, Miyamoto Musashi, seorang samurai dari Jepang, berhasil mengalahkan lebih dari 60 orang dalam duel hidup dan mati. Duel pertamanya mungkin menjadi yang paling luar biasa, karena pada saat itu, ia masih berusia 12 tahun. Lawannya adalah orang dewasa, seorang samurai yang sangat terlatih. Lawannya menggunakan pisau tajam, sementara Musashi hanya menggunakan tongkat. Sejak saat itu, sampai ia berusia 29 tahun, ia berhasil memenangkan lebih dari 60 duel dan akhirnya tewas dalam perang ke-6. Selama pertempuran, ia tidak pernah mendapatkan goresan sekalipun.

5. Carlos Norman Hathcock II.


Disebut sebagai 'Gunny' oleh teman-teman tentaranya, Sersan Carlos Norman Hathcock II telah membunuh lebih dari 90 musuh selama Perang Vietnam. Ia merupakan seorang penembak jitu dan sangat terampil dalam mengantisipasi gerakan musuh. Meskipun dikonfirmasi hanya membunuh 93 orang, tetapi jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih besar dari itu, dan banyak yang memercayai ia telah membunuh lebih dari 300 orang musuh. 

4. Klaudia Kalugina.


Selama Perang Dunia II, Uni Soviet mencari penembak jitu wanita. Banyak yang percaya bahwa, wanita lebih baik dalam hal menembak daripada pria. Klaudia kemudian mengajukan diri untuk berjuang melawan pasukan Axis Rusia di usianya yang masih menginjak 17 tahun. Dari total 2.000 penembak jitu wanita yang Rusia miliki, Klaudia adalah salah satu yang terbaik. Ia dilaporkan berhasil membunuh 257 pasukan Axis.

3. Simo Hayha.


Simo Hayha merupakan seorang penembak jitu asal Finlandia yang berperang melawan Tentara Merah selama pertempuran Kollaa. Ia didapuk sebagai sniper terbaik yang pernah hidup berdasarkan hitungan membunuhnya. Ia selalu berpakaian serba putih dan berbaur dengan salju untuk mengelabuhi musuh, bahkan ia selalu menyumpal mulutnya dengan salju agar napasnya tidak terdeteksi oleh musuh. Ia dijuluki 'The White Death' oleh musuhnya, karena ia berhasil membunuh lebih dari 700 orang. Sampai saat ini, belum ada orang yang berhasil melampauinya sebagai penembak jitu.

2. Sniper wanita.


Uni Soviet memiliki banyak penembak jitu wanita selama Perang Dunia II. Penembak jitu wanita sebagian besar dipandang telah memberikan kontribusi yang sangat besar selama perang. Secara keseluruhan, mereka yang ada di dalam foto berhasil membunuh lebih dari 775 orang, jauh lebih banyak dari penembak jitu pria dalam sejarah perang. Secara keseluruhan, selama perang, penembak jitu wanita Uni Soviet berhasil membunuh sebanyak 12.000 orang.

1. Sersan Dillard Johnson.


Sersan Dillard Johnson dilaporkan telah membunuh paling banyak musuh selama pertempuran di Irak. Jika laporan ini benar, ia menjadi tentara paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat dan dalam sejarah perang modern. Ia mengklaim telah membunuh 2.746 tentara musuh selama waktunya di Timur Tengah. Ada spekulasi mengenai angka ini, banyak dari sesama prajurit yang mempertanyakan legitimasinya. Misalnya, beberapa yang diklaim telah dibunuhnya mungkin berasal dari serangan bunuh diri. Apapun itu, tampaknya tentara AS tidak meragukan bahwa ia telah banyak membunuh musuh.

share LINE to friends